PERATURAN DASAR
HASIL KONGRES XVI
IPNU
Ponpes
Al-Hikmah Brebes, 19-24 Juni 2009
PERATURAN
DASAR
MUQADDIMAH
Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu alla ilaha illallah
Wa asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah
Bahwasanya
keyakinan umat Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah sebagai
prinsip hidup merupakan i’tikad dalam menegakkan nilai-nilai Islam, dasar
berpijak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila.
Bahwasanya
perjuangan dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan melalui tahapan pembangunan nasional untuk mewujudkan
keadilan, kemaslahatan, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa adalah kewajiban
bagi setiap warga negara, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
Bahwasanya Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama sebagai bagian yang tak terpisahkan dari potensi
generasi muda Indonesia, senantiasa berpedoman pada garis perjuangan Nahdlatul
Ulama dalam menegakkan nilai-nilai Islam dan Pancasila sebagai landasan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bahwasanya atas
dasar keinsyafan dan kesadaran akan tanggungjawab masa depan bangsa, kejayaan
Islam, kemajuan Nahdlatul Ulama dan suksesnya pembangunan nasional, maka berkat
rahmat Allah SWT, kami generasi muda Islam Indonesia menyatakan dengan
Peraturan Dasar sebagai berikut:
BAB I
NAMA DAN
KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama disingkat IPNU yang didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir
1373 H bertepatan dengan tanggal
24 Februari 1954 M di Semarang, untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 2
Kedudukan
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama (IPNU) berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II
AQIDAH dan
ASAS
Pasal 3
Aqidah / Asas
1.
Ikatan pelajar
Nahdlatul Ulama beraqidah Islam dengan menganut paham ahlussunnah wal jamaah.
2.
Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
BAB III
SIFAT DAN
FUNGSI
Pasal 4
Sifat
IPNU adalah organisasi yang bersifat
keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagama an.
Pasal 5
Fungsi
IPNU berfungsi
sebagai:
1. Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama
dalam pendidikan dan kepelajaran.
2. Wadah
kaderisasi pelajar untuk mempersiapkan kader-kader penerus Nahdlatul Ulama dan
pemimpin bangsa.
3. Wadah penguatan pelajar
dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam ahlussunah wal-Jamaah untuk
melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah
4. Wadah komunikasi pelajar untuk memperkokoh
ukhuwah nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.
BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Tujuan IPNU
adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu,
berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan
terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 7
Usaha
Untuk
mewujudkan tujuan sebagaimana pasal 6, maka IPNU melaksanakan usaha-usaha:
1.
Menghimpun dan
membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.
2.
Mempersiapkan
kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
3.
Mengusahakan
tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan
sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna
terwujudnya khaira ummah
4.
Mengusahakan
jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak
merugikan organisasi.
BAB V
LAMBANG
Pasal 8
1.
Lambang
organisasi berbentuk bulat.
2.
Warna dasar
hijau, berlingkar kuning di tepinya, dengan diapit dua lingkaran putih.
3.
Di bagian atas
tercantum akronim “IPNU”, dengan tiga titik di antaranya dan diapit oleh tiga
garis lurus pendek, yang satu di antaranya lebih panjang pada bagian kanan dan
kirinya semua berwarna putih.
4.
Di bawahnya terdapat bintang sembilan. Lima
terletak sejajar, yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat
bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segitiga. Semua berwarna
kuning.
5.
Di antara bintang yang mengapit, terdapat
dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 9
1.
Setiap pelajar
Islam yang menyatakan keinginanya dan sanggup menaati Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tangga IPNU, dapat diterima menjadi anggota.
2.
Ketentuan-ketentuan
tentang keanggotaan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.
BAB VII
STRUKTUR DAN
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 10
Struktur
Organisasi
Struktur Organisasi
IPNU terdiri dari :
1.
Pimpinan Pusat
untuk tingkat nasional, disingkat PP.
2.
Pimpinan Wilayah
untuk tingkat propinsi, disingkat PW.
3.
Pimpinan Cabang untuk tingkat
kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan kabupaten/kota, disingkat PC.
4.
Pimpinan Cabang Istimewa untuk luar negeri,
disingkat PCI.
5.
Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat
kecamatan, disingkat PAC.
6. Pimpinan
Komisariat untuk tingkat lembaga pendidikan, disingkat PK.
7. Pimpinan
Ranting untuk tingkat desa atau kelurahan dan sejenisnya, disingkat PR.
Pasal 11
Cabang Istimewa
1.
Untuk mencapai
tujuan dan usaha-usaha sebagaimana Pasal 6 dan 7, IPNU membentuk departemen,
lembaga dan badan yang merupakan bagian dari kesatuan organisatoris IPNU.
2.
Kepengurusan IPNU
di semua tingkatan dapat membentuk departemen, lembaga dan badan sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 12
Pengurus
1.
Pengurus IPNU di
semua tingkatan sesuai dengan struktur organisasi yang ada dipilih dan
ditetapkan dalam permusyawaratan sesuai dengan tingkat kepengurusanya.
2.
Ketentuan
mengenai komposisi, kriteria, pemilihan dan penetapan pengurus IPNU, diatur
dalam Peraturan Rumah Tangga.
Pasal 13
Masa Khidmat
Kepengurusan
dibatasi dengan periodisasi masa khidmat berikut:
1. Masa khidmat untuk Pimpinan Pusat adalah 3
(tiga) tahun
2. Masa
khidmat untuk Pimpinan Wilayah adalah 3 (dua) tahun
3. Masa
khidmat untuk Pimpinan Cabang adalah 2 (dua) tahun
4. Masa
khidmat untuk Pimpinan Anak Cabang adalah 2 (dua) tahun
5. Masa
khidmat untuk Pimpinan Komisariat adalah 1 (satu) tahun
6.
Masa khidmat untuk Pimpinan Ranting adalah 2 (dua) tahun
Pasal 14
Ketentuan
tentang kekosongan kepengurusan dan kekosongan jabatan pengurus di semua
tingkatan, diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.
BAB IX
PELINDUNG DAN
DEWAN PEMBINA
Pasal 15
Di setiap tingkat kepengurusan sesuai dengan struktur organisasi yang
ada, terdapat pelindung dan dewan pembina.
Hal-hal berkaitan dengan pelindung dan dewan pembina lebih lanjut diatur
dalam Peraturan Rumah Tangga.
BAB X
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
I.
Permusyawaratan
untuk tingkat nasional, terdiri dari:
1.
Kongres
2.
Kongres Luar
Biasa
3.
Rapat Kerja
Nasional
4.
Rapat Pimpinan
Nasional
II. Permusyawaratan untuk tingkat
propinsi, terdiri dari:
1.
Konferensi
Wilayah
2.
Konferensi
Wilayah Luar Biasa
3.
Rapat Kerja
Wilayah
4.
Rapat Pimpinan
Wilayah
III. Permusyawaratan untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan
kabupaten/kota, terdiri dari:
1.
Konferensi Cabang
2.
Konferensi Cabang
Luar Biasa
3.
Rapat Kerja
Cabang
4.
Rapat Pimpinan
Cabang
I.
Permusyawaratan
IPNU untuk tingkat Kecamatan, terdiri dari:
1.
Konferensi Anak
Cabang
2.
Konferensi Anak
Cabang Luar Biasa
3.
Rapat Kerja Anak
Cabang
4.
Rapat Pimpinan
Anak Cabang
II.
Permusyawaratan
IPNU untuk tingkat lembaga pendidikan dan desa/kelurahan atau
sejenisnya terdiri dari:
1.
Rapat Anggota
2.
Rapat Anggota Luar Biasa
3.
Rapat Kerja Anggota
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 17
1.
Keuangan IPNU
diperoleh dari sumber-sumber dana di lingkungan Nahdlatul Ulama, IPNU, umat
Islam, maupun sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
2.
Sumber dana di
lingkungan IPNU bersumber dari:
a.
Iuran anggota
b.
Usaha yang sah
dan halal
c.
Bantuan yang
tidak mengikat
3.
Pemanfaatan iuran anggota lebih lanjut
diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.
BAB XII
PERUBAHAN DAN
PEMBUBARAN
Pasal 18
Peraturan Dasar IPNU hanya dapat diubah
oleh Kongres dengan dukungan minimal 2/3 suara dari jumlah Pimpinan Wilayah dan
Pimpinan Cabang yang sah.
Pasal 19
1.
IPNU hanya dapat
dibubarkan dengan keputusan Kongres atau referendum yang dilakukan khusus untuk
maksud tersebut.
2.
Apabila IPNU
dibubarkan, maka segala hak milik organisasi diserahkan kepada organisasi yang
sehaluan dan/atau badan wakaf.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 20
1.
Segala sesuatu
yang belum diatur dalam Peraturan Dasar, akan diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga
2.
Peraturan Dasar
ini berlaku sejak waktu ditetapkan.
0 comments:
Posting Komentar